David “Trezegol” Trezeguet –“When Trezeguet plays he always scores”
Nama David Trezeguet mulai dikenal sejak golden goalnya di Piala Eropa tahun 2000 menyingkirkan Italia di partai final.
Tendangan first time Trezeguet dari dalam kotak penalti dengan
kecepatan 81km/jam meninggalkan luka mendalam untuk warga Italia dan
fans Azzurri, tapi (semoga) semuanya sudah dilupakan oleh fans Italia,
setidaknya bagi fans Juventus. Karena setelah sempat menjadi public
enemy Italia di Euro 2000, Trezeguet justru memutuskan berlabuh ke Turin
bergabung bersama Juventus. Disinilah perjalanan salah seorang seorang
50 legends Juventus dimulai, David “Trezegol” Trezeguet.
“How many line-ups in these years have ended with the phrase:‘Del Piero and Trezeguet. Trezeguet and Del Piero.” (Alessandro Del Piero)
From Enemy to A Legend
Trezeguet lahir 15 Oktober 1977, di
Rouen, Prancis dan tumbuh besar di Buenos Aires, Argentina. Trezeguet
sudah bermain Sepak Bola sudah dimulai sejak dia berusia 8 tahun bersama
klub Argentina, Atletico Platense. Hal tersebut tidaklah mengherankan
karena sang ayah, Jorge Trezeguet, merupakan mantan pemain Sepak Bola di
Prancis. Dan tahun 1994 Trezeguet memulai debutnya bersama Atletico
Platense di Primera Division. Setelah bermain sebanyak 5 pertandingan
(1993-1995), akhirnya Trezeguet pindah ke Ligue 1 Prancis, AS Monaco
(1995-1999) dan bersama AS Monaco Trezeguet bermain 93 pertandingan dan
mencetak 56 gol (Ligue 1 84 pertandingan dan 52 gol dan di Liga Champions 9 pertandingan dan 4 gol).
Di AS Monaco, Trezeguet berduet dengan rekan senegaranya, Thierry
Henry. Dan Trezeguet sempat menghabiskan waktu 2 musim bersama dengan AS
Monaco B dan lebih banyak duduk di bangku cadangan, selama 2 musim
tersebut, Trezeguet hanya bermain sebanyak 9 kali pertandingan. Namun
Trezeguet berhasil membuktikan ketajamannya sebagai striker kelas dunia
dan berhasil menggantikan posisi bintang Brasil di AS Monaco saat itu,
Sonny Anderson. Trezeguet membawa AS Monaco meraih 2 kali gelar juara
Ligue 1 (1996/97 & 1999/00) serta Trophee des Champions (1997).
Tahun 1998 Trezeguet juga mendapatkan penghargaan pemain muda terbaik
Ligue 1. Tahun 1998 Trezeguet juga membuat sebuah rekor dengan
menciptakan gol tercepat dalam sejarah Liga Champions, gol Trezeguet ke gawang Manchester United saat itu tercatat dengan kecepatan 157,3 km/jam!
Dan gol Trezeguet membuat Manchester United tersingkir di perempat
final Liga Champions 1997/1998 (AS Monaco menang agregat 0-0 dan 1-1).
Dan akhirnya AS Monaco takluk melawan Juventus di semifinal saat itu
(kalah 4-1 dan menang 3-2).
“I’ve been, like all Juventus supporters, very fond of David and his 171 goals in ten years. It’s been a real love affair.”
(Andrea Agnelli)
Tahun 2000, setelah usai Piala Eropa
2000, Trezeguet bergabung dengan Juventus dengan biaya transfer £20
juta. Saat itu Trezeguet tercatat sebagai salah satu pemain muda yang
diprediksi akan bersinar terang, apalagi Trezeguet bersama timnas
Prancis baru saja menjadi juara Piala Eropa 2000 dan juara Piala Dunia
1998. Juga catatan golnya bersama AS Monaco sangat mengagumkan, dan
terbukti pembelian Juventus tidak sia-sia. Walaupun kedatangannya ke
Juventus sempat diprediksi akan menjadi public enemy fans Azzurri,
akibat golden goalnya ke gawang timnas Italia di final Piala Eropa 2000,
namun Trezeguet dalam waktu singkat menjadi salah satu penyerang yang
paling berbahaya di Serie A bahkan Eropa saat itu. Dimusim pertamanya
bersama Juventus, Trezeguet mencetak 14 gol dari 25 pertandingan. Musim
2001/02, Trezeguet menjadi capocannonieri (pencetak gol terbanyak) Serie
A bersama dengan Dario Hubner (Piacenza) dengan koleksi 24 gol dari 34
pertandingan, sekaligus mengantarkan Juventus meraih scudetto ke 26
musim 2001/02. Dan dimusim 2002/03, Trezeguet kembali membawa Juventus
meraih scudetto ke 27 dan berhasil menembus final Liga Champions setelah
mengalahkan Real Madrid di semifinal. Trezeguet mencetak 8 gol dari 10
pertandingan di Liga Champions, sebelum akhirnya kalah dengan AC Milan
di final Liga Champions (adu penalti 3-2). Bersama
Juventus, Trezeguet mencetak 171 gol dari 320 pertandingan dan
menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak Juventus nomor 4 sepanjang
masa. Trezeguet dikenal sebagai striker yang sangat
tajam depan gawang musuh, baik kepala, kaki kanan dan kirinya sama
berbahayanya. Tidak jarang Trezeguet juga menciptakan gol-gol indah
akrobatik yang luar biasa.
Trezeguet bersama duet mautnya, Del
Piero juga menjadi penentu atas scudetto ke 26 Juventus musim 2001/02.
Saat di giornata terakhir Juventus menang 2-0 di kandang Udinese,
sementara disaat bersamaan Inter Milan dikalahkan Lazio 4-2 di Olimpico.
Kenangan indah yang dikenal dengan 5 Maggio 2002
tersebut merupakan salah satu momentum terbaik Trezeguet bersama
Juventus. Namun tidak semuanya selalu indah, saat adu penalti melawan AC
Milan di final Liga Champions, Juventus kalah 3-2 dan Trezeguet adalah salah satu penendang yang gagal mengeksekusi tendangan penalti ke gawang Dida.
“They must remember what Juventus is. “I would take the players into the trophy room to give them a sense of this history.” (David Trezeguet)
Di Juventus, Trezeguet mempersembahkan 4
gelar scudetto (2001/02, 2002/03, 2004/05, 2005/06), 2 gelar Piala
Super Italia (2002 dan 2003) dan scudetto Serie B (2006/07). Trezeguet
juga meraih penghargaan individu seperti Serie A Footballer of the year
2002, Serie A Foreign Footballer of the year 2002, Serie A Top Goal
Scorer 2001/02, FIFA 100 greatest living footballers.
Trezeguet mendapatkan tempat di hati Juventini bukan karena semata-mata
ketajamannya sebagai striker, tapi lebih dari itu, Trezeguet memiliki
kesetiaan dan dedikasi yang luar biasa untuk Juventus. Saat kasus
Farsopoli terjadi, Juventus menjadi korban dengan kerampokan 2 gelar
scudetto (2004/05 & 2005/06) serta hukuman degradasi “paksa” ke
Serie B di musim 2006/07. Mulai dari pelatih (Capello) sampai dengan
sejumlah pemain berlabel bintang memaksa dan terpaksa angkat kaki dari
Turin. Namun dari sekian banyak pemain berlebel bintang yang angkat
kaki, Juventini mengenang ada 5 pahlawan yang tetap tinggal di Juventus
walaupun harus turun kasta ke Serie B.
Kelima pemain tersebut adalah Gianluigi Buffon, Pavel Nedved, Alessandro
Del Piero, Mauro Camoranesi dan David Trezeguet. Untuk Trezeguet
sendiri selama di Serie B bermain sebanyak 31 pertandingan dan mencetak
15 gol. Hanya butuh waktu semusim saja di Serie B, Juventus meraih
scudetto Serie B dan langsung kembali promosi ke Serie A. Sayangnya
penampilan Trezeguet mulai menurun karena faktor usia dan cedera yang
berkepanjangan. Di musim 2007/08 Trezeguet masih mampu bermain di 36
pertandingan dan mencetak 20 gol, namun mulai musim 2008/09 penampilan
Trezeguet menurun drastis, hanya bermain 8 pertandingan Serie A, 4
pertandingan Liga Champions dan hanya mencetak 1 gol. Dan musim 2009/10,
Trezeguet bermain di 19 pertandingan Serie A dan mencetak 7 gol, 4
pertandingan Liga Champions dan mencetak 1 gol serta 4 pertandingan Liga
Europa dan mencetak 2 gol. Dan musim 2010/11, Trezeguet hanya sempat
bermain untuk Juventus di kualifikasi Liga Europa sebelum kontraknya
diputus Juventus dan akhirnya pindah ke klub La Liga Spanyol, Hercules.
Sebenarnya Trezeguet memiliki kesempatan untuk bergabung dengan Napoli
sebelum memutuskan untuk bergabung dengan Hercules. Jelas Trezeguet
tertarik dengan tawaran Napoli, yang memiliki proyek yang jelas dan
serius, namun semuanya mentah karena cinta Trezeguet kepada Juventus dan
fans terlalu besar.
The My Hero; Buffon, Camoranesi, Nedved, Trezeguet, Del Piero
![]() |
Trezeguet & Beatrice (Aaron + Noraan)
Hercules merupakan tim yang baru promosi pertama kalinya ke La Liga di
musim 2010/11. Alasan Trezeguet memilih Hercules karena Hercules
merupakan klub yang berasal dari Alicante, kampung halaman istrinya,
Beatrice. Trezeguet dikontrak dengan durasi 2 tahun. Bermain di 31
pertandingan dan mencetak 12 gol sebenarnya cukup bagus untuk Trezeguet,
tapi sayangnya hal tersebut tidak bisa membantu Hercules terhindar dari
zona degradasi.
Dari Hercules, Trezeguet mencoba peruntungannya bermain Sepak Bola di
Uni Emirat Arab, Bani Yas Sports Club. Trezeguet dikontrak selama 1
tahun, namun sayangnya perjalanan karir Sepak Bola Trezeguet bersama
Bani Yas tidak berjalan mulus. Trezeguet melewatkan sebagian besar
waktunya dengan cedera otot, Trezeguet hanya tampil saat pertandingan
pembuka musim dan pertandingan Piala Etisalat. Dengan berjiwa besar
Trezeguet tidak keberatan jika kontraknya diputus karena faktor cedera
yang membuatnya absen hampir seluruh musim. Tindakan gentle Trezeguet
tersebut mendapatkan acungan jempol dari pelatih Bani Yas, Salem
al-Orfi. Pelatih sementara Bani Yas ini memuji kejujuran Trezeguet,
menurutnya, Trezeguet bisa saja tutup mulut dan terus mengumpulkan gaji
buta meski tidak bisa bermain. Namun Trezeguet tidak mau melakukan hal
tersebut dan bertindak dengan profesional dan sportivitas dengan
memutuskan kontraknya dengan Bani Yas.
Setelah sembuh dari cedera ototnya,
tanggal 19 Desember 2011, Trezeguet resmi bergabung dengan klub
Argentina, River Plate, dengan kontrak berdurasi 3 tahun. Trezeguet
semasa kanak-kanak adalah fans dari River Plate. Tampaknya Trezeguet
berjodoh dengan River Plate, 19 Januari 2012, Trezeguet mencetak gol
dalam penampilan pertamanya dalam pertandingan persahabatan melawan
Racing Club de Avellaneda. Jodoh Trezeguet dengan River Plate semakin
terlihat setelah Trezeguet berhasil membawa River Plate kembali ke kasta
tertinggi Sepak Bola Liga Argentina, Primera Division Liga Argentina.
Sebelumnya River Plate hanya bermain di Nacional B atau divisi II pada
2011. Di musim perdananya bersama River Plate, Trezeguet mencetak 13 gol dari 18 pertandingan yang dimainkannya.
Dan kerja keras Trezeguet terbayar dengan ditunjuknya dirinya menjadi
kapten River Plate. Matias Almeyda menilai bahwa Trezeguet adalah figur
yang tepat untuk menjadi kapten, memiliki karakter yang kuat dan
bertanggung jawab terhadap tim. Semula
Trezeguet memakai jersey nomor keramatnya, yaitu 17, namun Trezeguet
sekarang tidak lagi memakai jersey nomor 17 lagi, melainkan jersey nomor
7.
Penilaian Almeyda memang tidak salah
terhadap Trezeguet, sebelumnya Trezeguet sudah membuktikan semuanya
bersama dengan Juventus selama 10 tahun. Itulah yang membuatnya menjadi
salah satu dari 50 legenda Juventus. Selamat berjuang untuk Trezeguet,
yang tidak pernah akan kami, Juventini, lupakan jasa dan pengabdianmu
untuk Juventus. Sampai dengan detik ini, chant nyanyian untuk Trezeguet
tetap terdengar disetiap pertandingan yang Juventus mainkan, nyanyian
yang berbunyi “When Trezeguet plays he always scores”
tidak akan pernah hilang sampai kapan pun juga selama Juventus masih
ada. Juventus akan selalu menjadi bagian dari sejarahmu, dan anda sudah
menjadi salah satu bagian dari legenda Juventus. Grazie Trezegol!
David “Trezegol” Trezeguet
10 Hal menarik tentang David “Trezegol” Trezeguet
Grazie Trezeguet (The First My Idola in Juventus)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar